Rabu, 15 Mei 2013

MEWUJUDKAN SMA NEGERI 2 METRO SEBAGAI SEKOLAH ADIWIYATA.




Metro: Ditunjukknya SMA Negeri 2 Metro dalam partisipasi sekolah adiwiyata 2012 merupakan indikator bahwa sekolah sudah mengimplementasikan program kepedulian dan pelestarian lingkungan. Program yang digulirkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini bertujuan  mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini mengajak seluruh warga sekolah agar dapat berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan lingkungannya. Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi warga SMAN 2 Metro.
Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dasar  kehidupan yang meliputi antara lain: kebersamaan, keterbukaan,kesetaraan,kejujuran, keadilan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Komponen dan standar Adiwiyata yang terus dikembangkan SMAN 2 Metro meliputi :
  1. Pemenuhan dan Penguatan Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
Pada kebijakan ini sekolah terus mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Selanjutnya Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) juga dikembangkan agar  memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Visi SMA Negeri 2 Metro yang berisi: “Mewujudkan sekolah prestasi, berpegang teguh budi pekerti, berwawasan informasi teknologi dan berbasis lingkungan” merupakan modal utama dalam menggerakkan kebersamaan warga sekolah untuk menciptakan sekolah adiwiyata yang berdaya saing dan peduli kelestarian lingkungan.

  1. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan dalam Proses Pembelajaran.
Peran tenaga pendidik sangat penting dalam mendesiminasikan program PPLH sehingga pendidik juga harus meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Peserta didik  juga dipacu melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar tertanam rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap lingkungan sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga untuk kelangsungan hidup umat.

  1. Peningkatan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
Warga sekolah secara konsisten dan berkomitmen tinggi melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana dan menghasilkan produk yang terukur bagi warga sekolah. Selanjutnya sekolah juga harus memperbanyak jalinan  kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan menjalin kemitraan dalam mengelola pendidikan dan kegiatan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).

  1. Pemenuhan dan pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan:
Pemenuhan Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan seperti komposter, green hause, energi alternatif, kantin sehat  dan lain-lain yang didukung kualitas pengelolaanya akan sangat mendukung tercapainya program Adiwiyata.
Agenda Program Adiwiyata SMAN 2 Metro yang segera dilakukan adalah:
1)      Sosialisasi program kepada warga sekolah
2)      Pembentukan Tim Adiwiyata Sekolah
3)      Analisis Kebutuhan
4)      Penyusunan Program Kerja
5)      Penguatan dukungan internal dan eksternal
6)      Implementasi program
7)      Monitoring dan evaluasi
8)      Rencana tindak lanjut ((RTL) hasil monitoring
Tentunnya untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama semua pihak. Untuk itu diperlukan kesadaran dan dukungan penuh semua warga SMAN 2 Metro untuk bekerja bahu membahu  mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan yang pada akhirnya tercipta  lingkungan sekolah yang bersih, sehat, indah dan nyaman. Dengan demikian suasana belajar akan menjadi lebih baik dan mampu menciptakan out put  yang berprestasi dan mampu berkompetisi ditingkat regional, nasional maupun internasional. (htt)

kebun hutan tropis


Fungsi Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan berfungsi bagi ekosistem global. Hutan hujan:ü  menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan;ü  membantu menstabilkan iklim dunia;ü  melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi;ü  adalah sumber dari obat-obatan dan makanan;ü  menyokong kehidupan manusia suku pedalaman; dan adalah tempat menarik untuk dikunjungiü  Hutan hujan menyediakan rumah bagi tumbuhan dan hewan liar. Hutan hujan merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebunbinatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.ü  Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.


Karakteristik Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara 1,750 millimetre (69 in) dan 2,000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:·        Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m.·        Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.·        Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.·        Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini.Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat.

kerusakan hutan hujan tropis


Pencegahan kerusakan hutan dengan membatasi penebangan pohon-pohon. Penebangan terkendali untuk memanen hasil hutan kayu dilakukan di beberapa negara, dengan mempergunakan berbagai jenis sistem silvikultur. Salah satu sistem yang banyak dipakai adalah sistem tebang pilih atau selective logging, namun bila pelaksanaan di lapangan jauh dari recana yang telah ditetapkan maka penebangan dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Penebangan sesuai rencana dapat membantu proses regenerasi hutan dengan membuka rumpang-rumpang yang memberikan cahaya optimal bagi keberlangsungan hidup permudaan alam.

Hutan hujan tropis sangat rentang terhadap kerusakan, selain lingkungan tanah yang terkenal dengan "miskin hara", juga rentang terhadap gangguan manusia dan hama. Bahaya yang sangat nyata akibat kerusakan hutan adalah banjir pada saat musim hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau. Hutan hujan tropis membantu penyerapan air hujan yang jatuh dan menyimpannya di sela-sela perakaran. Hutan mengalami proses transpirasi yaitu menguapnya air ke udara bebas. Proses penguapan yang terjadi pada sebuah pohon sekitar 760 liter air per tahun yang akan membentuk awan. Bahkan bila tidak ada hujan yang turun, hutan tetap terjaga kelembabannya.

pengertian hutan hujan tropis


Hutan hujan tropis merupakan hutan daun lebar yang selalu hijau dengan tingkat kerapatan pohon yang tinggi. Hutan ini terdapat pada daerah-daerah yang suhunya tinggi sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi sekurang-kurangnya 1800-2000 mm per tahun dan tersebar merata. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih.
Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis. Lapis tajuk yang paling atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur dengan sedikit susunan cabang. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang ramping dengan tinggi antara 30-40 m. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang yang tinggi.
Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil, jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa tumbuhan bawah.
Hutan hujan tropis dikenal juga mempunyai tingkat keranekaragaman yang tinggi, banyak jenis yang belum diketahui dan mempunyai nilai komersil. Apabila terjadi penebangan maka permudaan secara alami oleh jenis-jenis yang berbeda dengan jenis-jenis penyusun hutan asli.
Hutan hujan tropis terbentuk di daerah sekitar khatulistiwa, yaitu Amerika Selatan (Brasil, Peru, Bolivia, dll), Afrika (Tanzania, Kenya, dll) serta daerah Asia Pasific (Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea).